Saturday, October 25, 2008

Definisi mesin kasir

Mesin kasir atau dalam bahasa inggris : Cash Register adalah alat yang berfungsi untuk melakukan register atau pencatatan atas segala transaksi penjualan di toko.

Mesin kasir biasanya terdiri atas set keyboard untuk memasukkan transaksi. Namun untuk tipe mesin kasir standar, keyboard bisa hanya berupa angka saja. Selain itu mesin kasir dilengkapi dengan sebuah display. Display pun sangat variatif. Kebanyakan hanyalah tampilan 7 segmen pada LED. Namun saat ini ada juga yang dilengkapi layar LCD seperti layaknya monitor.




Hal berikutnya yang pasti ada pada mesin kasir adalah alat cetak atau printer. Cash register tipe lama biasanya dilengkapi dengan tipe dot matrix. Namun saat ini, hampir semua tipe cash register sudah memiliki printer dengan sistem thermal, sebetulnya teknologi thermal mampu mencetak dengan kecepatan tinggi jauh lebih cepat dari dot matrik, mekaniknya pun lebih simpel sehingga mudah dalam perawatannya, apalagi tanpa ribbon/ pita jadi relatif bersih.

Walaupun terlihat harga kertas struk thermal masih relatif mahal, namun saat ini karena pengguna printer thermal sudah mulai banyak, harga supplies pun semakin menurun. Juga kalau kita hitung dengan pola TCO (total cost ownership), mesin kasir dengan teknologi thermal ini lebih murah karena biaya perawatan dan tingkat kerusakan yang lebih rendah.

Definisi Barcode Printer

Barcode printer adalah jenis printer dengan pengelompokan berdasarkan kegunaannya, yaitu untuk mencetak label barcode. Jika anda masih belum tahu apa itu barcode, silakan klik di link : Definisi barcode

Barcode printer pada umumnya adalah printer dengan teknologi thermal atau pemanasan. Barcode printer mencetak di kertas atau bahan lain dengan memanaskan bahan atau kertas tadi sehingga menjadi gosong (baca: terbakar). Apabila anda pernah menggunakan mesin ATM bank, maka sistem pencetakan label barcode juga sama seperti itu. Tulisan yang tercetak pada kertas ATM bank terbentuk dari pemanasan. (Catatan: Ada beberapa ATM kuno yang belum menggunakan teknologi thermal. Anda bisa mengenalinya demikian: pada saat mencetak struk, jika ATM mengeluarkan suara berderik kasar, maka mesin ATM tersebut belum menggunakan teknologi thermal). Jika anda ingin mengetahui cara kerja pemanasan tadi, cobalah meletakkan api dari korek api kira-kita 5cm dibawah kertas struk ATM. Maka kertas tadi akan cepat menjadi hitam. (Tentunya kertas biasa pun lama-lama akan menjadi hitam, namun reaksinya tidak secepat kertas thermal).

Printer barcode dengan jenis yang dibicarakan di atas adalah printer dengan teknologi DIRECT THERMAL. Artinya kertas atau bahan dipanaskan langsung oleh thermal head (bagian pemanas) dari printer. Kelemahan jenis direct thermal ini adalah bahwa hasil cetak mudah pudar atau rusak, karena terpengaruh suhu.

Cara kerja kedua disebut dengan THERMAL TRANSFER. Teknologi ini juga digunakan oleh alat cetak atau printer foto profesional. Intinya pada printer ini selain menggunakan kertas, juga menggunakan media yang disebut RIBBON. Ribbon inilah yang dipanaskan, sehingga warna dari ribbon akan lengket (transfer) ke kertas atau media. Hasil cetaknya jelas sudah tidak terpengaruh suhu, karena prinsipnya adalah pelengketan dengan panas. Kalau anda masih bingung cara kerjanya, ini sangat mirip dengan stiker tempel yang dulu pernah terkenal dengan merek RUGOS. Bedanya kalau pada rugos, pemindahan ribbon (tulisan di Rugos) ke kertas adalah dengan penggosokan; kalau pada thermal transfer adalah dengan pemanasan.

Yang membedakan printer barcode dengan printer biasa juga adalah jenis packing kertas. Kalau printer pada umumnya menggunakan sistem lembaran (flat paper), printer barcode memakai sistem roll paper (kertas bergulung). Mungkin anda bertanya mengapa dengan roll paper? Misalnya jika anda hanya ingin mencetak 5 buah label barcode dengan ukuran stiker 2cm x 3cm, bayangkan jika anda memakai sistem paper A4. Akan banyak sekali kertas yang dibuang.

Namun demikian, karena harga printer barcode masih relatif mahal, banyak orang tetap menggunakan printer biasa. Jika ini adalah pilihan anda, gunakan printer laser. Saat ini sudah ada software FastBarcode buatan www.fastechindo.com, yang bisa mencetak pada baris dan kolom tertentu pada kertas flat paper, sehingga tidak akan ada kertas yang terbuang.

Saat ini harga printer barcode sudah semakin murah. Dan ada beberapa merek dengan harga terjangkau dan kami rekomendasikan seperti produk dari Taiwan SemiConductor atau TSC.

Jika barcode printer adalah pilihan anda, maka anda harus mengetahui satu hal lagi yang disebut dengan media type sensor. Sebelumnya anda harus tahu dulu bentuk dari barcode paper roll.

Bayangkan sebuah gulungan kertas yang terdiri dari stiker label. Label ini nantinya akan dikelupas untuk ditempelkan pada produk anda. Antara label pada baris pertama dengan baris berikutnya dipisahkan oleh sebuah jarak atau disebut GAP. Setiap kali mencetak, printer barcode juga akan menembakan sinar dari arah atas ke arah bawah, yaitu melalui kertas . Jika yang ditembak adalah pada bagian kertas, maka sinar tidak akan menembus sensor bagian bawah. Namun jika yang ditembak adalah bagian GAP yang berupa kertas pelapis yang tipis, maka sensor bagian bawah akan menangkap sinar tersebut dan memberitahukan pada printer, bahwa setelah ini adalah proses pencetakan label berikutnya. Sistem ini disebut dengan penyinaran transmisi atau lazim disebut sensor TRANSMITIVE.

Sensor kedua yang lazim digunakan disebut dengan REFLECTIVE. Kalau pada transmitive, memerlukan kertas dengan GAP, pada reflective tidak memerlukan GAP. Sebagai gantinya bagian belakang kertas Roll ditandai dengan blok warna hitam (disebut BLACK MARK). Kali ini cahaya dari arah bawah ditembakkan ke bagian belakang kertas. Jika mengenai warna hitam, cahaya akan terserap dan sensor akan mengenali bahwa itu tanda untuk mencetak pada baris atau label berikutnya.

Teknologi sensor memang cukup rumit kelihatannya. Namun setelah anda membeli sebuah barcode, akan menjadi jelas semuanya.

Semoga artikel ini bermanfaat.

from:
www.fastechindo.com

Definisi barcode scanner

Barcode scanner adalah alat yang digunakan untuk membaca kode-kode berbentuk garis-garis vertikal (disebut dengan BARCODE) yang terdapat pada kebanyakan produk-produk consumer good. Penggunaan barcode scanner ini mempunyai dua keuntungan tambahan. Yang pertama akan memperkecil kesalahan input yang disebabkan kesalahan operator komputer atau kasir. Yang kedua, penggunaan barcode scanner mempercepat proses entry data, sehingga mengurangi jumlah antrian yang panjang.

Tanpa barcode, dahulu kasir memasukkan penjualan di komputer dengan bantuan nama barang atau kode barang. Nama barang memang dirasa lebih memperkecil kemungkinan kesalahan. Namun kerugiannya, waktu entry akan sangat lama karena kasir akan menngetikkan lebih banyak karakter.

Kemudian digunakan sistem pengkodean, dimana setiap barang dikodekan dalam sejumlah digit angka. Misalnya produk A mempunyai kode 00001, produk B mempunyai kode 00002, dan seterusnya. Hal ini mempercepat waktu pelayanan dibandingkan menggunakan nama barang. Kerugiannya adalah kesalahan 1 digit saja, akan menyebabkan kesalahan data. Sebagai contoh, kasir melakukan penjualan barang A. Saat memasukkan di komputer, seharusnya kasir memasukkan kode 00001. Namun karena suatu kelalaian yang dia masukkan adalah 00002. Bisa dibayangkan terjadi kesalahan yang menyebabkan :
1. Pembeli dirugikan jika ternyata harga produk A sebenarnya lebih murah daripada produk B. Atau sebaliknya perusahaan yang dirugikan.
2. Stok menjadi salah. Secara komputer, baik produk A maupun produk B akan mengalami selisih antara stok di komputer dan stok fisik.

Akhirnya ditemukan barcode. Barcode lebih efektif digunakan, karena kebanyakan produsen telah meletakkan kode barcode dalam produk yang mereka produksi. Kode barcode sebenarnya juga adalah sederetan angka, namun direpresentasikan dalam bentuk garis-garis melintang. (Jika kode barcode masih berupa angka, berarti setiap kali terjadi penjualan, kasir tetap harus memasukkan kombinasi angka-angka tersebut). Namun karena kode angka barcode telah direpresentasikan dalam bentuk garis-garis hitam, maka dapat diciptakan sebuah alat yang mampu menterjemahkan kode-kode berbentuk garis tadi menjadi kode berbentuk angka. Jika anda tertarik mempelajari, cara kerja bagaimana sebuah alat mampu menterjemahkan dari kode garis menjadi kode angka, kami akan memposting artikel mengenai hal itu pada kesempatan berikutnya.

Nomor barcode pun secara teori tidak mungkin kembar. Hal ini karena sebelum produsen/pabrik dapat meletakkan sebuah barcode pada produknya, dia harus mendaftarkan kode angka dan barcode ke sebuah lembaga internasional. di Indonesia untuk mendaftarkan barcode wajib melalui deperindag, kemudian deperindag mendaftarkannya kepada lembaga internasional. Kode ini bersifat unik di seluruh dunia, karena juga mengandung kode negara. Misalnya untuk jenis barcode EAN, Indonesia mempunyai kode awalan 888 dan 899. Jadi dapat dipastikan jika anda melihat barang dengan kode barcode awal adalah 899, maka produk tersebut diproduksi di Indonesia.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi yang membutuhkannya.

From:
www.fastechindo.com